Dikalangan umat Hindu ada yang namanya Rudraksha biji yang dianggap berasal dari tetesan air mata Dewa Siwa. Apa itu biji Rudraksha? Rudraksha adalah biji tanaman yang di Indonesia biasa disebut dengan Jenitri.
Jenitri
Tanaman biji Jenitri ini banyak ditemui di hampir semua pulau di Indonesia, seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara hingga Papua. Kabarnya, 80% kebutuhan Rudraksha di dunia dipasok dari Indonesia.
Dari beberapa daerah tersebut, biji Jenitri yang paling terkenal berasal dari Kebumen, Jawa Tengah. Daerah yang sebagian besar wilayahnya berupa pegunungan ini mayoritas ditanami pohon Jenitri.
Budidaya Jenitri
Tanaman Jenitri memiliki siklus panen setengah tahun sekali dan tidak membutuhkan perawatan khusus. Tanaman yang berbuah pada usia tanam 3 - 5 tahun ini biasanya akan dipanen pada bulan Juli hingga Desember.
Perawatan intensif diperlukan ketika pohon Jenitri masih kecil atau pada tahun pertama setelah penanaman. Setelah itu pohon Jenitri hanya membutuhkan perawatan ringan sembari menunggu berbuah dan panen.
1. Persiapan Bibit Pohon Jenitri
Bibit pohon Jenitri sebaiknya berasal dari cangkok atau okulasi. Bibit pohon Jenitri yang berasal dari cangkok atau okulasi memiliki beberapa kelebihan lebih capat berbuah di bandingkan dengan bibit yang berasal dari biji. Namun bibit yang berasal dari cangkok biasanya harganya lebih mahal. Adapun caran membuat bibit dari biji adalah sebagai berikut :
Pilihlah biji Jenitri yang sudah tua dan rendamlah biji teresebut.
Siapkan polybag yang sudah diisi dengan campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1.
Benamkan biji Jenitri pada polybag yang telah di siapkan tersebut.
Siramlah sekali setiap hari, dalam beberapa hari biji Jenitri akan tumbuh.
Biarkan biji yang tumbuh tersebut hingga ketinggian 30 - 50 cm sebelum di pinahkan ke lahan budidaya.
2. Penanaman Bibit Pohon Jenitri
Siapkan lubang tanam pada lahan budidaya dengan jarak 4 - 6 m. Lubang di buat berukuran lebar 30-50cm dengan kedalaman 50 cm.
Isi lubang tersebut dengan campuran pupuk kandang dan tanah humus dengan perbandingan 1:1
Tanamlah bibit buah Jenitri pada media yang sudah disiapkan. Penanaman sebaiknya di lakukan pada sore hari agar tidak layu atau stress. Kemudian siram dengan air secukupnya.
Berilah pagar atau pelindung dari batang bambu atau kayu untuk melindungi bibit yang baru ditanam.
3. Perawatan Pohon Jenitri
Lakukan perawatan secara intensif pada bibit yang telah tertanam tersebut yaitu dengan cara penyiraman setiap hari, penggemburan tanah, penyiangan gulma, pengendalian hama dan pemupukan dengan pupuk organik maupun anorganik.
Perawatan intensif diperlukan pada tahun pertama setelah penanaman bibit pohon jenitri, selanjutnya dapat di lakukan perawatan sebelum dan setelah berbuah.
4. Pemanenan Buah Jenitri
Jika tumbuh subur maka pohon jenitri akan berbuah pada usia 3 - 5 tahun. Buah yang siap panen yaitu buah yang telah matang, berwarna kehitam seperti anggur matang. Pemanenan dapat dilakukan dengan menggunakan tangga atau steger dari bambu.
Petiklah buah jenitri dengan hati hati dan pilihlah hanya yang sudah matang saja, yang masih muda berwarna hijua biarkan hingga matang untuk memperoleh mutu biji jenitri yang bagus dan bernilai jual tinggi.
Pasar, Kualitas, & Harga Biji Jenitri
Permintaan biji Jenitri atau Rudraksha India, Nepal, Bangladesh hingga China. Setiap biji Jenitri atau Rudraksha sangat bervariasi harganya, ada satu biji yang yang dihargai Rp25 rupiah, tapi ada juga yang dihargai hingga piluhan juta rupiah. Variasi harga ditentukan oleh beberapa kriteria, seperti jenis biji, ukuran biji, garis atau mukhis, semakin kelihatan atau semakin dalam semakin mahal, daging lebih tebal semakin tebal semakin mahal.
Jenitri memiliki banyak variasi mukhis antara 1 hingga 30, rata-rata Jenitri memiliki 1-8 mukhis, semakin banyak semakin langka, semakin mahal harganya. Untuk Jenitri dengan 4 mukhis dengan diameter 5,5 mili dihargai Rp1-1,5 juta per kilo. Jenitri dengan mukhis 4-9 dengan Rp1,5 juta per kilo. Sedangkan untuk Jenitri dengan mukhis 8-10 sempat dihargai Rp3 juta per biji, 11-15 mukhis Rp10 juta per biji, dan 16-21 mukhis mencapai Rp17-19 juta per biji.
Naik turunnya harga Jenitri dipengaruhi oleh permintaan untuk jenis tertentu. Tahun 2014-2015 untuk jenis Medana dengan Mukhis 10 dihargai Rp150 ribu per butir. Namun, karena perubahan selera dan permintaan jenis dan motif Jenitri, harga Jenitri Medana saat ini hanya dihargai Rp150 per butir.
Setelah jenis Medana, Jenitri jenis Blitar diminati oleh pasar. Untuk KW-1 dihargai Rp20 juta per kalung dengan isi 114 biji, dan untuk KW-3 Blitar dihargai hingga Rp60 ribu per butir. Hingga saat ini permintaan pasar masih untuk Jenis Blitar, harga masih bertahan Rp15 ribu hingga Rp60 ribu per butir.