Kepemilikan lahan yang terbatas diiringi dengan biaya produksi yang semakin meningkat, memaksa kita (khususnya petani) untuk terus berinovasi agar penghasilan dalam bercocok tanam mampu memenuhi kebutuhan hidup yang semakin hari semakin bertambah.
Situasi dan kondisi yang seperti ini yang akhirnya dapat memunculkan ide-ide kreatif bagi petani. Teknik tumpang sari atau tumpang sela tanaman merupakan cara kreatif yang dapat petani lakukan untuk bisa memaksimalkan hasil dari setiap jengkal tanah yang digarapnya.
Salah satu contoh budi daya tumpang sari atau tumpang sela yang biasa dilakukan oleh petani adalah tumpang sari antara tanaman jagung dengan tanaman cabai. Teknik tumpang sari ini dilakukan dengan pola tertentu dan diatur sedemikian rupa sehingga tidak saling mengganggu antara tanaman yang satu dengan tanaman yang lainnya.
Untuk melakukan budi daya tumpang sari antara kedua tanaman tersebut, dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah seperti berikut.
Persiapan Lahan
Membudidayakan tanaman dengan teknik tumpang sari tidak jauh berbeda dengan teknik budi daya tanaman tunggal. Langkah awalnya tetap sama, yaitu dengan melakukan pembersihan lahan dari gulma dan setelahnya dilakukan pembajakan supaya gembur.
Setelah gembur, lahan kemudian dibuat bedengan dengan lebar 80-90 cm dan panjang bedengan disesuaikan dengan ukuran lahan. Bedengan sebaiknya dibuat tidak terlalu tinggi agar mudah melakukan pendangiran. Kemudian dilakukan pengecekan pada pH tanah, jika pH kurang dari atau dibawah 5,5 maka bisa ditaburkan kapur pertanian (dolomit) sesuai kebutuan.
Selanjutnya, diberikan pupuk dasar pupuk kandang atau kompos, bisa juga ditambah dengan pupuk TSP, ZA dan KCL dengan perbandingan 2:1:1. Pupuk ditaburkan secara merata di atas bedengan kemudian diaduk hingga tercampur rata dengan tanah. Dosis pupuk kandang dan pupuk kimia disesuaikan dengan kebutuhan. Biarkan selama kurang lebih 7 hari sebelum penanaman.
Penanaman Jagung
Jagung ditanam dengan jarak antar tanaman 30 cm dan jarak antar baris dalam bedengan 50 cm. Tanam satu benih jagung dalam satu lubang tanam. Sebelum ditanam benih jagung bisa juga dicampur dengan fungisida dan insektisida, tujuannya untuk mencegah penyakit jamur dan gangguan hama.
Penyemaian Benih Cabai
Benih cabai disemai 10 hari sebelum penanaman jagung atau bersamaan dengan penanaman jagung. Benih cabai sebaiknya disemai menggunakan polybag atau try semai agar tidak stres saat pindah tanam. Bibit cabai bisa dipindah tanam pada umur 30 hari setelah semai.
Penanaman Bibit Cabai
Bibit cabai ditanam di antara tanaman jagung dengan mengikuti barisan tanaman jagung di atas bedengan. Bibit cabai ditanam dengan jarak 60x60 cm atau 70x60 cm.
Pemeliharaan Tanaman Tumpang Sari Jagung dan Cabai
Pemeliharaan tanaman tumpang sari meliputi kegiatan penyiangan, pemupukan, pendangiran dan penyiraman. Penyiangan dilakukan segera jika terlihat rumput liar atau gulma mulai tumbuh. Penyiangan hendaknya dilakukan secara manual dan hindari dalam penggunaan herbisida.
Setelah itu, dilakukan pemupukan susulan dengan dosis dan jenis pupuk yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Pupuk susulan diberikan setelah penyiangan dan setelah itu segera dilakukan pendangiran. Sedangkan untuk penyiramannya harus dilakukan secara rutin jika hujan tidak turun.
Pemanenan
Jagung biasanya dipanen pada akhir musim kemarau dan cabai dipanen di awal sampai dengan pertengahan musim hujan dimana biasanya harga cukup tinggi. Ketika jagung sudah siap dipanen tanaman cabai sudah berumur 35-40 hari setelah tanam.
Pada saat itu tanaman cabai sudah mulai berbuah dan jagung sudah siap dipanen sehingga kedua tanaman tidak saling mengganggu. Jika jagung dipanen kering usia panen lebih lama, tetapi tanaman cabai tidak akan terganggu sebab daun-daun jagung sudah mulai mengering dan dipangkas untuk mempercepat pengeringan tongkol.
Referensi:
benihpertiwi.co.id